haiii, aku nurul sakinah, ini tulisan pertama ku, happy reading^^
-INDAHNYA PERSAHABATAN -
Hembusan
angin sore yang sejuk membuat daun-daun kecil berjatuhan dari tangkainya, suara
kicau burung membuat suasana menjadi semakin tenang dan nyaman, yaa ini tempat
favorite aku dan sahabat-sahabatku, saat aku sedang asik melamum tiba-tiba terdengar
derap langkah seseorang yang menghampiriku, membuat semua lamunanku menjadi
buyar, sontak aku langsung berbalik dan melihat kebelakang “diana, rizka?”
ucapku saat melihat siapa yang datang. Yaa, diana dan rizka adalah sahabat ku,
sahabat terbaik yang pernah aku miliki.
“nabila, ngapain sendirian disini?” tanya rizka yang ikut duduk
disampingku. Iyaa,aku Nabila aulia siswa kelas 1 sma yang memiliki 2 sahabat
bernama rizka dan diana, mereka jauh lebih tua dari ku, sebentar lagi mereka
akan lulus.
“emm aku lagi males aja dirumah jadi aku kesini” jawabku sambil
tersenyum, diana pun langsung ikut duduk disampingku dan
rizka.
“bete nih, besok kita jalan-jalan yuu” ucap diana tiba-tiba.
“ayoo kemana? Aku juga bete” kata rizka.
“gramedia matraman aja yuu, sekalian aku mau nyari buku nih” jawab ku
memberi saran.
“boleh juga tuh, yaudah besok yah, jam berapa?” tanya diana
“emm, kalo jam 10 gmna?”
“yaudah jam 10
aja kalo gitu yah, tapi kalian jemput aku, minta izin ke mamah aku dulu,
tau kan mamah aku kaya gmna?” ucapku.
“iyaa bil
tenang ajaa, nanti kita jemput ko” kata rizka sambil tersenyum. “yaudah yu
pulang udah sore banget nih” lanjut diana.
“okeh kita
pulang”
Warna langit yang berwarna
jingga, hembusan sejuk angin sore yang menerbangkan beberapa daun ikut menghiasi
perjalanan pulang kami.
* * *
Minggu pagi yang indah, sinar
matahari yang sedikit demi sedikit mulai masuk melewati celah jendela kamarku,
angin pagi yang membuatku malas hanya untuk sekedar bangun, entah untuk
keberapa kalinya suara alarm mencoba membangunkanku, samar-samar aku mendengar
suara mamah yang memanggil namaku, dengan
malas aku beranjak dari tempat tidur, membukakan pintu kamar dan
taraaaa... mamah sudah berada didepan pintu kamar dengan beberapa ceramah yang
siap dia keluarkan..
“emm
bagus yaahh, anaknya mamah yang paling cantik ini bangunnya siang,
mentang-mentang lagi gak sholat bukan berarti bangun paginya ditunda-tunda,
kamu tuh perempuan, jangan males buat bangun pagi, nanti gimana kalo udah gede?
Jangan dibiasain mupuk sifat malas, mamah gak pernah ngajarin kamu males, kamu
mau gede nanti jadi kaya mas iwan tetangga kita? Sampe sekarang gak dapet kerja
gara-gara apa? Dia anaknya males, kamu jangan kaya gini dong bil, kamu itu...”
ucapan mamah terpotong saat mendengar suara papah memanggilnya..
‘makasih allah, papah, berkat
engkau aku terbebas dari ceramahan mamah yang engga tau sampai mana ujungnyaa,
aku sayang kalian muacchhh’ batinku bersorak gembiraaa..
“nabilaa,
INGET mamah belum selesai, besok-besok kamu kaya gini lagi, mamah siram air
biar kamu bangun” ancam mamah, dan langsung pergi meninggalkan kamarku.
Saat mamah pergi aku langsung
membuang nafas lega “huuhh.. akhirnyaa, pagi-pagi udah kena semprot mamah,
ampun deh nabiill” ucapku dan langsung beranjak ke kamar mandi.
* * *
“mah jam 10
nanti aku mau ke toko buku sama dian dan rizka, boleh kan?” ucapku saat sedang
duduk bersama mamah didepan tv.
“naik
apa kesananya?” tanya mamah
“kalo
dibolehin sih aku mau pinjem motor papah, nanti aku dibonceng rizka, dian bawa
motor sendiri” jawab ku tersenyum sambil menunjukan sederet gigiku.
“jangan pulang
sore-sore tapi yah, jangan kamu yang bawa, biar rizka ajaa, mamah kurang
percaya sama kamu”
“jadi diizinin
nih?” tanyaku memastikan. Dan dijawab dengan sekali anggukan oleh mamah. “yeee
akhirnya mamah baiiikkk, makasih maah” ucapku sambil tersenyum lebar dan
berlalu meninggalkan mamah.
* * *
Waktu sudah menunjukan pukul 10,
aku sudah siap dengan pakaianku, saat aku sedang memakai kerudungku, dian dan
rizka masuk kekamarku, aku tersenyum dan cepat-cepat menyelesaikan kerudungku,
setengah berlari mengambil flat shoes dan memakainya, aku sudah siaaaappp..
“ayooo”
ucapku beranjak keluar kamar diikuti oleh dian dan rizka.
* * *
Sampai di toko buku, aku, dian,
dan juga rizka berkeliling mencari buku yang diinginkan, aku, dian dan rizka
pergi ke rak buku yang menjajarkan banyak novel-novel remaja. Aku melihat 1 buku yang berjudul “rinduku kenanganku”
aku membaca dibelakang buku tersebut, ada sebuah kata-kata yang aku suka
disana
‘perpisahan
itu pasti ada, bagaimana pun nanti kita harus siap menerima kenyataan kalau
seseorang yang paling berharga dihidup kita cepat atau lambat akan pergi
meninggalkan kita, dan saat hari itu tiba pasti kita akan termenung,
memory-memory dimasa saat kita masih bersama-sama akan terbuka dengan
sendirinya, dan disitulah kita akan mengerti dan akan paham betapa berharganya
seseorang itu dalam kehidupan kita... –the precious people in our live is our
best friend-
Aku
tercengang, kata-kata itu terasa sampai mengenai hatiku, sekilas aku melihat
kedua sahabatku, apa nanti mereka juga akan pergi meninggalkan aku? Mengingat
mereka yang sebentar lagi akan lulus dan akan menginjak masa dewasa dan
menghadapi kisah hidup yang sebenarnya, terlepas dari kata remaja yang penuh
dengan kebohongan. Tanpa sadar setetes air mata mulai menetes dari pelupuk
mataku, aku menangis? Sebegitu takutnya kah aku ditinggalkan oleh kalian? Yaa..
aku memang takut, lebih dari kata takut.. sentuhan tangan seseorang dilenganku
membuyarkan semua lamunanku. Yaa..dia rizka sahabatku.“bil, kamu gapapa? Kamu
nangis” katanya khawatir.
“ehh..emm kenapa riz? Maaf aku ngelamun, nangis? Haha
aku sedih aja baca ringkasan novel ini” jawabku sambil mengelap air mata yang
ada di pipiku.
“yaampun bil, sampe segitunyaa, sedih ya emang?” tanya
diana
“ya gitu deh yan” jawabku singkat.
Tidak
terasa sudah 1 jam kita mengelilingi toko buku, kami lelah dan lapar, dan
akhirnya kami keluar dan mencari sebuah tempat makan.
“emm mau pesen apa yan? Bil?” tanya
rizka.
“apa aja deh terserah kamu” jawab
diana, dan aku.
Beberapa
menit kemudian, pesanan kami semua datang, kami makan dengan sedikit
menceritakan kejadian-kejadian menarik yang kami alami, aku tertawa lepas saat
diana menceritakan masa lalu kami saat bersepeda pagi-pagi ke monas dulu,
“hahahaha iya-iyaa aku inget tuh, si nabila jatoh di
kenari gara-gara ngeliatin satpam” ucap rizka ikut tertawa.
“hahahaha aku juga gatau kenapa bisa jatoh gitu,
lagian satpamnya aneh banget, aku panggilin gak nengok sama sekali” jawabku
tidak kalah tertawa.
“kocak banget kamu bil hahaa, kamu inget juga gak bil
pas dulu ada pasar malem, aku, kamu, rizka, faisal, rafly mau naik kincir
angin? Udah semangat-semangat eh tiba-tiba ko si faisal diem, gataunya dia
pipis dicelana saking takutnya mau naik kincir angin itu hahahahaha sumpah itu
malu-maluin banget” cerita diana panjang lebar.
“iya itu kocak banget yah yan, padahal awalnya dia yang
paling semangat dan sok paling berani eh gataunya hahha”tambah rizka
“hahaha, kamu juga inget gak, waktu bulan puasa? Kita
kan sering banget bangun pagi, Cuma sekedar buat main petasan, eh sialnya waktu
itu kamu riz gak sengaja ngelempar petasannya ke rumah pak mahmud, eh tiba-tiba
pak mahmud keluar marah-marahin kita semua” lanjut diana, yang disambut tawa
kencang oleh rizka dan aku.
Melihat
tawa mereka, mendengar cerita-cerita dimasa kecil dulu, cerita dimasa kita
belum mengenal apapun selain bermain, bermain, dan bermain.. aku bahagia dengan
keadaan seperti ini, saking bahagianya aku semakin takut menghadapi kenyataan
yang sembentar lagi aku rasakan, kenyataan disaat mereka meninggalkan aku dan
memilih hidup masing-masing.. ‘allah andai waktu boleh ku hentikan, aku ingin
engkau hentikan waktu sekarang, jangan biarkan masa ini lenyap dengan cepat’
doa ku dalam hati. Dan untuk kesekian kalinya aku tidak sadar kalau air mata
ini sudah menetes lagi,
“apa nanti saat kalian udah pada lulus, kalian bakal
lupain dan ninggalin aku?” ucapku tanpa sadar dan langsung membuat tawa diana
dan rizka terhenti.
“yaampun bil, kamu kenapa?” tanya diana khawatir.
“kamu ngomong apa sih? Kita gak bakal
lupa apalagi ninggalin kamu lah, kita kan sahabatan udah dari kecil” lanjutnya.
“tau nih nabila, aku sama dian emang mau lulus, tapi
bukan berarti aku bakal ninggalin kamu” ucap rizka menambahkan.
“....” aku diam, menunduk dan memainkan minuman yang
ada didepanku, setetes, dua tetes, tiga tetes ya allah aku menangis lagii...
“nabilaaa” panggil dian sambil mengelus punggungku
yang mulai terisak, aku masih diam, makin terisak saat dian dan rizka tiba-tiba
memeluk ku. Aku gak bisa bohongin perasaan aku kalau aku memang takut untuk
ditinggalkan mereka.. berlebihan? Aku akui IYA.. tapi gimana? Aku memang
takuut..
“biarpun aku sama rizka lulus nanti kita masih bakalan
tetep main bareng kok bil, JANJI !” ucap diana
“aku Cuma sedih aja, ngebayangin kalian lulus dan
sibuk sama urusan masing-masing, kita gabisa kumpul bareng lagi kaya gini dan
kaya dulu. Kita sahabatan dari kecil, dan besok? Kalian bakal fokus buat
mikirin masa depan kalian” kataku yang udah mulai berhenti menangis.
“iya juga siih, tapi biarpun gak sering pasti kita
bakal sempetin kumpul-kumpul kaya gini lagi lah, iya kan yan? Kita sampe kapan
pun engga akan pernah lupa sama kamu koo” jawab rizka sambil tersenyum dan
masih terus memelukku.
“makasih ya riz, yan.. semoga aja bener kaya gituh,
aku sayang kalian” ucapku tersenyum.
* * *
Hari
demi hari aku jalani, dan sekarang, rizka dan diana sudah lulus, aku ikut
senang, masih ingat hari itu? Terakhir kalinya aku berkumpul bersama mereka,
dan sekarang benar adanya, mereka sibuk menata masa dewasanya, yahh biarpun
sesekali kita sering ketemu dan ngobrol bareng, tapi rasanya berbeda, seperti
ada yang kurang, tapi entah apaa !
Hari
ini disebuah taman yang biasa aku kunjungi bersama sahabat-sahabat tercintaku,
aku duduk sendiri ditemani langit sore yang keemasan, matahari yang sedikit
demi sedikit mulai terbenam, angin yang bertiup sejuk membuat suasana semakin damai.
Ku
ambil sebuah buku diary pemberian diana waktu ulang tahun ku tahun lalu, aku
buka dan dan mulai menuliskan sesuatu disana.
“tak ku sangka, hari yang ku takutkan
benar-benar datang. Hari yang dituliskan disebuah novel yang pernah ku baca
waktu itu ‘yang berharga pergi meninggalkan kita’ pada kenyataannya kehilangan
sahabat yang udah kaya keluarga itu lebih nyakitin dari pada kehilangan pacar,
gak ada yang salah, ini bukan salah aku, diana, ataupun rizka. Mungkin emang
masanya aja yang udah mulai abis. Sekarang masanya buat mikirin masa depan.
Maybe it last? Iyaa, masa terakhir yang kita lewatin sama-sama lagi, sebelum
akhirnya kita misah dan cari jalan masing-masing. -06.06.2014 Nabila aulia-”
Setelah goresan terakhir aku tutup buku diary ku, aku
hirup udara sore sebanyak-banyaknya. Aku membaringkan tubuhku diatas rerumputan
yang hijau, menatap langit sore yang semakin lama semakin memudar, alunan lagu
yang entah dari mana tiba-tiba terdengar ditelingaku. Liriknya sangat jelas,
dan terasa sampai ke hati.
“bersenang-senanglah,
karna hari ini harus kita impikan, dihari nanti sebuah kisah klasik untuk masa
depan” mengingat potongan lirik tadi,
aku tersenyum miris, ingin rasanya aku berteriak dan berkata kalau aku
merindukan sahabat-sahabat ku. Semakin larut dalam kesedihan mataku pun ikut
terpejam menikmati angin yang bertiup sejuk. Hingga akhirnya aku sadar ada yang
mendekat ke arahku. Sontak aku bangun dan melihat ke belakang, terkejut?
Sangaaat.
“kalian?” ucapku dengan mata berbinar dan hingga laju
air mataku tidak tertahan lagi
“heii, jangan nangis gitu doong, mulai cengengnya deh”
ucap dian yang ikut duduk disampingku.
“kita tepatin janji kita kan? kita masih bisa kumpul
kaya dulu lagi kan nabila?” tambah diana.
Tidak
tahan aku memeluk kedua sahabatku, menangis mencurahkan semua perasaan rindu
yang aku pendam selama ini.
Allah terima kasih akan nikmat mu hari ini,
pertahankan persahabatan kami sampai waktu yang memisahkan, biarkan kami
bersama sampai masa depan membawa kami kejalan yang lebih baik. Terima kasih
allah.
ENJOY EVERY MOMENT WITH ALL OF YOUR BEST
FRIENDS, WE NEVER KNOW,
-MAYBE IT LAST-
CREATED : NURUL SAKINAH
THANKS TO
K.D.M AND H.H.P FOR INSPIRATION.